Sabtu, 09 Oktober 2010

Workshop


Kamar villa yang mirip kamar hotel berubah menjadi 180 derajat untuk keperluan workshop \. Butuh usaha yang tidak mudah untuk membuat ruangan workshop yang pas. Itupun dilakukan tengah malam.

Persis tengah malam (4/10) rombongan J-Rocks masuk Villa di daerah Sentul Bogor. Villa dua lantai itu cukup besar. Raungan bawah ada yang dipakai sebagai lapangan futsal. Bukit dapat dilihat di depan dan belakang villa.

Semua orang turun dari mobil dan berpencar untuk mencari tempat yang pas untuk menempatkan alat-alat musik. Semua kamar dan ruangan diperiksa. “Gak ada orang yang protes kalau kita berisik di sini kan?” Kata Sony.

Akhirnya keempat personel J-Rocks sepakat untuk menggunakan sebuah kamar yang ada di pojok villa. Letaknya di lantai dua. Ruangan yang tadinya rapi dan lengkap seperti kamar hotel itupun dirombak total. Tempat tidur dikeluarkan. Kursi dan meja yang tidak dipakai juga ikut dibersihkan. Ruangan ukuran 4 X 4 meter itu terlihat lapang.

Itu tidak berlangsung lama. Ruangan kembali penuh dengan hardcase dan barang-barang lain yang dibawa dari Jakarta. Ada delapan gitar, dua buah bass, satu set drum elektrik, amplifier buat gitar dan bass, keyboard controller, biola dan banyak lagi. Dua personal computer yang dibawa oleh Sony dan Andrie , additional keyboardist J-Rocks ikut menyesaki ruangan itu. Andrie bertugas sebagai operator rekaman.

Iman, Sony, Wima dan Anton serta dibantu Andrie, Abek, kru J-Rocks dan penjaga vila mengangkat barang-barang itu sendiri. Satu-persatu dikeluarkan dari mobil dan diangkat ke lantai dua.

Proses setting alatpun dimulai. Pertama menentukan posisi yang pas untuk tiap alat. Sony meminta drumnya elektriknya menghadap ke luar ruangan. "Bosen lihat mereka terus," candanya. Pertama dipasang adalah komputer untuk sebagai alat kontrol suara. Semua orang bekerja. Seperti Anton, ia memasang drumnya sendiri.

Pukul 02.20 setting ruangan selesai. Ruangan berubah total. Lebih mirip sebuah studio musik. Semua instrumen telah dikeluarkan dari hardcase-nya. Hardcase yang tidak digunakan lagi, dipindah ke ruangan lain. Tiap personel mempunyai tempat sendiri-sendiri. Wima memilih dekat jendela berseberangan dengan Anton. Sony memilih di dekat komputer. Iman lesehan di karpet. Sesekali ia memainkan gitar sambil berdiri.

Waktu jam-session dimulai. Belum ada vokal. Hanya instrument yang dimainkan. Beberapa kali berhenti sesaat untuk diskusi. Wima dan Anton terlibat berapa percakapan untuk menentukan beat lagu. Begitu juga Iman dan Sony. Suasana mulai menghangat. Menjelang subuh, sekitar pukul empat pagi. Latihan harus diakhiri tiba-tiba karena aliran listrik putus.

Kamis kemarin (24/9), hari yang membahagiakan buat Sony. Ia berulang tahun ke-28. Lebih menyenangkan lagi, ulang tahunnya dirayakan sebanyak tiga kali. Persis seperti minum obat. Pertama kali, ia juga mendapatkan kejutan dari kekasihnya saat pukul 12 malam tepat. " Itu yang kejutan yang pertama," katanya sambil tertawa.

Kejutan kedua saat buat Sony adalah J-Rocks bertemu dengan tim web. Pertemuan yang juga dihadiri Iman dan Anton itu berlangsung seru. Saat pertemuan akan berakhir, tiba-tiba ada kue tart kecil buat Sony diantar masuk ke ruang meeting. "Wah, Surprise lagi," ia terkejut. Serunya lagi sebelum acara tiup lilin, semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan menyelamatinya.

Pada waktu yang sama ternyata J-Rocktars Madiun juga ikut merayakan ulang tahun Sony. Ucapan dari selamat dari J-Rockstars melalui Twitter juga melimpah seperti air bah. Sony cerita "Banyak banget di timeline-ku, repotnya sama seperti pas Twit Kreasi Lebaran kemarin. Gak sempat balas satu-persatu." Sony bilang sangat berterima kasih dan minta maaf karena tidak bisa membalas semua twit.

Malamnya, ia rayakan dengan Iman dan Anton. Itu perayaan yang ketiga. Makan-makan aja," jawabnya saat ditanya. Satu hal yang menjadi tradisi Sony adalah makan-makan bersama teman dan keluarga. "Teman-teman SMA pasti ke rumah, cuma makan-makan saja."

"Doaku sih agar bisa menjadi lebih dewasa, lebih berguna dan semoga juga terjadi hal-hal yang baik untuk untuk orang-orang di sekitarku," harap Sony. Amiin.

J-Rocks


J-Rocks mencatatkan diri sebagai band Indonesia pertama yang rekaman di studio legendaris Abbey Road, Inggris. Proses rekaman dan mixing lagu-lagu terbaru mereka dilakukan selama lima hari dari tanggal 12 sampai 16 Oktober 2008. Di hari ketiga, Chris Butler, sound engineer terkenal, melakukan proses final mixing untuk lagu-lagu itu. Sembari menunggu, J-Rocks membuat video clip untuk single Falling in Love. Foto mereka di zebra cross legendaris Abbey Road dengan mengenakan batik dijadikan cover album. J-Rocks merilis album ketiga, berupa mini album bertajuk "Road to Abbey".